Hakikat Roh Kudus dalam Kehidupan Manusia
Foto : istimewa
Roh Kudus memberikan kehangatan, semangat, dan kegembiraan yang menandai seluruh gerakan perkabaran Injil dalam abad pertama.
Rasul Petrus mengutip nubuat Nabi Yoel bahwa akan terjadi pada hari-hari terakhir- sebagaimana difirmankan Allah - Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia. Dari pernyataan ini, penulis buku berkata bahwa tak seorang pun dari mereka yang menelaah Kitab Suci meragukan bahwa kita sedang hidup pada akhir zaman. Tanda-tanda akhir zaman seperti yang disebut dalam Alkitab ada di sekeliling kita. Bagi anak-anak Tuhan, inilah hari-hari yang membesarkan hati dan penuh harapan. Kitab Suci menjamin bahwa kita dapat mengharapkan pencurahan Roh yang luar biasa.
Kesadaran akan realitas Roh Kudus ini meliputi seluruh Alkitab. Yesus Kristus adalah tokoh utama dalam seluruh rencana Allah. Roh Kudus sendiri memusatkan perhatian pada Kristus dan selalu memuliakan Dia. Tetapi, ini tidaklah berarti bahwa Roh Kudus diabaikan di dalam Alkitab. “Roh Kudus diakui sebagai Pribadi yang nyata, yang berakal, berperasaan, dan berkehendak. Dengan tegas dan mutlak, Alkitab memandang Roh Kudus,” (hlm 2).
Alkitab menyatakan bahwa kaum pria dan wanita yang digerakkan Roh Kudus itu mengenal Dia secara pribadi dan nyata. Berikut contoh yang didasarkan pada kisah faktual bagaimana Roh Kudus menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Saat Simson akan diterkam seekor singa muda, Roh Kudus menggerakkan dirinya sehingga singa itu dicabiknya seperti orang mencabik anak kambing. Ketika Roh Kudus menguasai Saul, ia bernubuat dan berubah menjadi manusia lain.
Roh Kudus memberikan kehangatan, semangat, dan kegembiraan yang menandai seluruh gerakan perkabaran Injil dalam abad pertama. Setiap bagian kehidupan sehari-hari orang-orang percaya, termasuk pekerjaan dan ibadah mereka yang dipersembahkan kepada Yesus Kristus, digerakkan langsung oleh Roh Kudus. Tentu saja ini tidak berarti, akal dan pikiran mereka sendiri disingkirkan atau hanya bertindak dengan perasaan hati.
Pengalaman pribadi dengan Roh Kudus masih merupakan salah satu ciri pengenal kekristenan. Agama-agama bukan Kristen pun mengajarkan hal-hal yang baik. Beberapa agama mempunyai pendirian moral yang tinggi. Ada juga yang menekankan Allah yang esa dan benar. Banyak yang menawarkan jalan keselamatan. Bahkan, ada yang berbicara tentang kebangkitan dari kematian. Tetapi, tak satu pun yang menawarkan sesuatu seperti Roh Kudus.
Semua agama itu membiarkan manusia berusaha dengan kekuatannya sendiri untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. Dapat dikatakan, agama-agama itu mengharapkan manusia mencoba mengangkat dirinya dari lumpur dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Yesus, sebagaimana termaktub dalam Yohanes 14:18, berkata, “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu.” Selanjutnya Dia menjanjikan seorang penghibur, penolong, pembela, guru, dan penuntun. Roh Kudus melakukan semua itu. Ia adalah sahabat pribadi yang sanggup memenuhi semua kebutuhan kita (hlm 137).
Sayangnya, pada masa kini makin banyak orang yang menurunkan Allah dari takhta-Nya dan sebagai pengganti-Nya, mereka menempatkan ego dan akal. Kecenderungannya, mengagungkan ego dalam bentuk keberhasilan, uang, kedudukan, dan kemakmuran.
Masyarakat sekuler masa kini merasa sangat terhina jika harus tunduk kepada Yesus dan menerima kenyataan bahwa ia seorang berdosa yang tidak dapat menyelamatkan diri sendiri. Sekalipun begitu, Yang Mahatinggi masih senang sekali untuk datang dan tinggal bersama orang-orang yang remuk dan rendah hati.
Mereka menganggap Roh Kudus adalah adikodrati. Mereka harus melenyapkan hal-hal yang adikodrati agar Injil diterima dan dipakai untuk manusia zaman modern. Sebenarnya, sebaliknya yang betul. Terdapat banyak orang zaman modern ini berubah menjadi lebih baik karena dihidupkan kembali oleh Roh Kudus (hlm 217).
Diresensi Yudi Prayitno, Guru SDN Saronggi, Sumenep
Submit a Comment